VIRAL24.CO.ID – MEDAN – Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kota Medan menggelar acara sosialisasi program pengembangan website Direktori dan kajian klaster Ekonomi Kreatif (ekraf) di Hotel Polonia Medan, Senin (21/6/2021).
Kegiatan sosialisasi yang dihadiri langsung Hendri Karnoza dan Ibu Cece dari Kementerian Pariwisata juga menghadirkan tiga orang nara sumber antara lain Kadis Pariwisata Medan Agus Suriyono, Mateus Warsono dan DR Imanuel Ginting serta dilakukan dialog interaktif dengan peserta yang terdiri dari pelaku UMKM binaan Dinas Pariwisata Kota Medan, OPD terkait dan undangan lainnya.
Hendri Kanoza dalam sambutannya menyebutkan, dialog pengembangan website ini, sebelumnya telah dilakukan di daerah Surabaya dan Makassar serta hari ini Kota Medan mendapat kesempatan agar keberadaan UMKM di Medan memiliki data yang komferenshif serta terigentrasi secara nasional sehingga mengetahui permodalan dan kinerja UMKM di Kota Medan.
“Pengembangan ekonomi kreatif sangat diperlukan sehingga dengan kerja kerja keras dan penggunaan website yang yang lengkap akan membuat UMKM di Kota Medan semakin maju dan berkembang dan dapat diketahui produk yang dipasarkan dari daerah ini.
Kadis Pariwisata Kota Medan Agus Suriyono pada sesi pertama menyampaikan makalahnya menyebutkan, Kota Medan mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Keunikan itu, karena produk kuliner para UMKM di daerah ini sangat lengkap dan dikenal ke luar daerah mulai durian, kopi, martabak bangka, kue bolu, markisa sampai bika ambon dan Mie Aceh.
Dengan uniknya dan tersedia berbagai makanan dan kuliner yang beragam saat ini Kota Medan terkenal dengan Kichen Of Asia. Apalagi Kota Medan dengan 1/3 jumlahnya penduduk Jawa dan terdiri dari etnis suku lainnya seperti suku Batak, suku Karo, suku Minang, Mandailing, Aceh, Melayu, India dan suku lainnya.
Dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang kuliner dan Pariwisata Kota Medan, jelas Agus yang pernah menjabat Kabag Asset Pemko Medan, produk dan kemajuan para UMKM di Kota Medan, pihak Dinas Pariwisata Kota Medan telah memiliki website, facebook dan twiter yang diikuti oleh ribuan flower. Apalagi 200 orang staf Dinas Pariwisata setiap hari menginformasikannya kepada masyarakat Kota Medan.
“Tarian tradisional Ahooy dari Medan juga salah satu asset seni Pariwisata Kota Medan yang memasuki rekorGuiness Book dengan jumlah ribuan yang pada saat sosialisasi itu juga turut ditampilkan sehingga mengundang decak kagum para peserta yang turut menari pada kesempatan tersebut.
Pada sesi kedua dan ketiga dialog interaktif yang dipandu oleh nara sumberMateus Warsono dan DR Imanuel Ginting juga terlihat menarik dan seru diselingi dengan Tanya jawab oleh peserta yang diberikan kesempatan dengan berbagai pertanyaan seputar pariwisata di Medan dan geliat para UMKM dalam memasarkan produknya.
Dalam memasarkan produknya, para UMKM ada yang terganjal tidak memiliki perizinan dan ada yang tidak memiliki sertivikasi Hak kekayaan Intelektual (Haki) sehingga hal ini harus menjadi perhatian dari Dinas terkait agar dalam memasarkan produknya tidak menghadapi kendala.
Salah satu contohnya,adalah salah seorang pembuat srikaya di Medan yang usahanya sangat laris di masyarakat tetapi karena hanya usaha perorangan itu, tidak memiliki izin dan ini perlu dikembangkan dan dibantu melalui Dinas terkait sebagaimana program Walikota Medan Bobby Nasution yang berusaha mendongkrak usaha pelaku UMKM di Medan seperti di luar daerah yang lebih maju.
Sedangkan Ibu Cece dari Kementerian Pariwisata menjawab pertanyaan peserta menyebutkan, sosialisasi ini Anggarannya dari Bapennas melalui Kementerian pariwisata dengan menggunakan jaringan Websete dalam memasarkannya.
Jaringan website ini, di negara tetangga dan daerah lainnya sudah berkembang sangat pesat dan setelah sosialisasi ini, pihak Kementerian Pariwisata juga akan melakukan pengkajian ulang untuk kemajuan para UMKM ini, kata Cece.
Acara sosialisasi berakhir sukses dan ditutup oleh Kadis Pariwisata Kota Medan Agus Suriono dan diakhiri dengan acara tamah ramah dengan peserta dan para pelaku UMKM di Kota Medan. Sedangkan acara sosialiasi tetap melakukan protocol kesehatan (prokes) dan membatasi jumlah peserta. (V24/RT)