VIRAL24.CO.ID – MEDAN – Kota Medan harus bisa keluar dari PPKM Level 4 menjadi Level 2. Caranya adalah dengan mengoptimalkan penanganan di sektor hulu terlebih dahulu baru kemudian ke sektor hilir.
Hal ini dinyatakan Wali Kota Medan, Bobby Nasution saat memimpin Rapat Evaluasi Perpanjangan PPKM Level 4 di Kota Medan di Ruang Rapat III, Senin (9/8).
Dalam rapat secara hybrid yang diikuti antara lain oleh Sekda Wiriya Alrahman, pimpinan OPD, camat, lurah se-Kota Medan itu, Bobby Nasution juga menyampaikan, penyekatan untuk mengurangi mobilitas akan dioptimalkan di 5 kecamatan penyumbang terbesar kasus Covid-19 di Kota Medan. Kelimanya adalah Kecamatan Medan Selayang, Medan Helvetia, Medan Johor, Kecamatan Medan Sunggal, dan Medan Tuntungan.
Bobby Nasution memaparkan, penyekatan di 5 kecamatan ini nanti lebih di-zoom-kan lagi hingga ke tingkat kelurahan dan lingkungan. Sebab, di kecamatan-kecamatan ini selalu terdapat 4 – 5 rumah yang terpapar Covid-19.
“Hanya sebentar mengalami penurunan kemudian naik lagi tidak pernah keluar dari zona merah. Sehingga harus benar-benar dipastikan untuk memisahkan mana apel yang baik dan mana apel yang buruk. Artinya 5 kecamatan ini harus dipastikan pengurangan mobilitasnya,” ujar Bobby Nasution seraya mengatakan
telah berkoordinasi dengan Kapolrestabes untuk melakukan penyekatan tersebut.
Bobby Nasution pun meminta agar besok kelima kecamatan ini sudah dapat memastikan titik-titik penyekatan dan penutupan.
“Penyekatan di 5 pintu masuk Kota Medan juga harus lebih diperketat dengan melakukan tracing dan testing. Setiap yang ingin masuk wajib di-swab antigen atau membawa surat telah melakukan rapid antigen jika memiliki kepentingan di dalam Kota Medan. Jika tidak terlalu penting dan tidak mau di-swab mereka akan disuruh putar balik. Kita harus tegas, jangan tanggung-tanggung. Masyarakat sudah banyak yang mengeluh, jangan sampai hasilnya tidak ada,” ucapnya.
Bukan hanya di darat, Pemko Medan juga akan melakukan pembatasan masuk ke Kota Medan melalui pelabuhan di Belawan. Bobby Nasution menyebutkan, ada 470 kapal yang masuk ke Kota Medan dan itu tidak hanya cukup dicek suhu tubuh penumpangnya saja, tetapi juga harus di swab antigen.
“Kalau ada yang reaktif jangan diperbolehkan turun biar dia di kapal dan menunggu langkah selanjutnya,” lanjutnya.
Bobby Nasution juga menyampaikan, Pemko Medan telah memiliki 2 tempat isolasi terpusat yakni Gedung P4TK yang berada di Jalan Setiabudi No 75, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia dan Eks Hotel Soechi. Kecamatan juga dapat membuat tempat isolasi di tingkat kecamatan dengan menyediakan satu gedung dengan bekerjasama antar sektoral. Kepada warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman) Pemko Medan menanggung makannya selama menjalani isoman sebanyak 3 x 1 hari.
Dia juga menegaskan, pihak kelurahan dan kecamatan wajib memberikan nomor penjaga posko ke warga yang isoman untuk keperluan cek kesehatan.
“Saya pernah mencoba menelpon ke call center, saya bilang kalau saya positif dan mereka malah menyuruh saya datang ke rumah sakit sendiri lalu ke puskesmas. Dari situ aja mereka secara tidak langsung membiarkan Covid-19 menyebar. Saya juga pernah lihat chat dari aduan masyarakat antara masyarakat dengan petugas puskesmas, dan dari responnya saja sudah tidak baik,” jelas Bobby.
Dalam kesempatan tersebut Wali Kota juga melihat pemaparan dari Plt Camat Medan Tuntungan Harry Indrawan Tarigan terkait pola penanganan isolasi lingkungan di Kecamatan Medan Tuntungan. Dalam paparannya, ia menjelaskan alur verifikasi data warga yang terpapar Covid-19, proses pelaksanaan isolasi lingkungan, melaksanakan posko 24 jam, peta lingkungan, hingga penanganannya kepada warga yang sedang isoman.
“Saya apresiasi langkah yang diambil Kecamatan Medan Tuntungan ini, saya juga apresiasi kejujurannya yang takut jika wilayahnya masuk ke zona merah. Kecamatan Medan Tuntungan juga dapat mengajak kader PKK dan kelompok masyarakat dalam membantu warga yang terpapar,” ungkap Bobby Nasution.
Terkait vaksinasi, sambung Bobby Nasution, Pemko Medan akan lebih fokus ke tingkat kelurahan dan lingkungan. Oleh karenanya, dia meminta kepada semua kepling untuk mendata warga yang sudah dan yang belum di vaksin. “Kepada kepling agar menyiapkan datanya sehingga saat vaksinasi diserahkan ke tingkat kelurahan sudah tidak kewalahan lagi,” harapnya. (VIN)