Pj Gubernur Gelar Rakor dengan Seluruh Pimpinan OPD dan BUMD

Medan7 views

VIRAL24.CO.ID – MEDAN – Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin menyebutkan bahwa kesuksesan di masa lalu bukan jaminan sukses di masa depan. Karena itu, ia meminta seluruh jajaran menjaga dan mempertahankan capain yang sudah ada.

Pesan itu disampaikan Pj Gubernur Hassanudin saat menggelar Rapat Kordinasi (Rakor) bersama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama/Kepala OPD dan Direksi BUMD Pemprov Sumut di Aula Raja Inal Sirega, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Rabu (6/9).

“Kira harus bergerak, sebagaimana kebijakan Bapak Presiden. Karena kesuksesan masa lalu bukan jaminan kesuksesan masa depan,” ujar Hassanudin, sembari meminta seluruh jajaran bekerja sesuai aturan dan indikator pembangunan yang ada.

Dalam Rakor yang dimoderasi Sekdaprov Sumut Arief S Trinugroho, disampaikan bahwa capain keberhasilan pembangunan selama lima tahun dapat diukur dengan indikator yang jelas, sesuai fakta yang ada. Sehingga, perlu langkah yang terencana dan kuat agar kesuksesan bisa diraih di masa periode transisi ini.

“Ada istilah ATM, yaitu amati, tiru dan modifikasi. Jadi itu bisa diterapkan, bagaimana sebuah sistem bisa kita tiru dan modifikasi. Tetapi ini bukan mencontek. Karenanya yang pertama sekali saya mau lihat adalah Sumut Dalam Angka,” ujar Pj Gubernur.

Sumut dalam angka, lanjutnya, bahwa dalam menyiapkan kinerja pembangunan, dasarnya adalah indikator yang disusun dan disajikan untuk mendapatkan ukuran yang valid. Sebagaimana paparan disampaikan sejumlah pimpinan OPD terkait data progress pembangunan di Sumut, selama periode lima tahun terakhir.

“Kalau indikator itu tentu harus berdasarkan fakta yang ada. Beda dengan analisis, siapa aja bisa dan berbeda. Karena itu saya serius perhatikan indikator. Misalnya untuk program bedah rumah, ada ukurannya, agar program bisa efektif dan efisien,” lanjut Hassanudin.

Pun begitu, Hassanudin mengatakan ada kalanya strategi membangun (pembangunan), ketika menekankan kepada efektifitas, maka dari sisi efisiensi kurang. Begitu juga sebaliknya, jika efisiensi kuat, efektifitas kurang. “Tetapi kita ingin keduanya seimbang,” katanya. (RT)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *