VIRAL24.CO.ID – BATANG – Guna mengatasi warga kekurangan air bersih saat musim kemarau, Kodim 0736/Batang menggelar pemantauan terhadap 6 desa yang dinilai paling rawan mengalami kekeringan saat musim kemarau panjang, Rabu (20/07/22).
Berdasarkan data dari BMKG, puncak musim kemarau terjadi pada Agustus 2022, sedangkan awal musim kemarau terjadi sejak April 2022.
Beberapa desa yang memperoleh perhatian lebih dari Kodim 0736/Batang yakni Desa Penundan Kecamatan Banyuputih, Desa Kemiri Barat dan Kemiri Timur Kecamatan Subah, Desa Batiombo, Wonomerto dan Wonodadi Kecamatan Bandar.
Dandim 0736/Batang Letkol Inf Ahmad Alam Budiman melalui Bati Bhakti TNI Staf Teritorial Pelda Anthon mengutarakan, rencananya akan ada bantuan air bersih dari TNI AD bagi wilayah yang benar-benar membutuhkan air saat musim kemarau datang.
“Bentuk bantuan pastinya belum tahu, tapi jika melihat beberapa Kodim di wilayah tetangga, dengan membuat bak tandon air dan pompa hidran,” bebernya.
Data dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk wilayah Batang yang dirasa perlu mendapat bantuan air bersih saat musim kemarau ada 6 desa. Selanjutnya dari Kodim Batang akan mengajukan pengadaan air bersih ke Korem 071/Wijayakusuma atau bahkan ke Kodam IV/Diponegoro untuk ditentukan desa mana yang sangat membutuhkan bantuan air bersih, “tutur Anthon”.
Kepala Desa Penundan Ahmad Yusuf mengatakan kebutuhan air sangat utama bagi masyarakat, namun ketika musim kemarau datang debit air sering kali berkurang. Meski telah dibangun Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) sejak 2012, namun kebutuhan air untuk 2.300 warga belum tercukupi sepenuhnya.
“Sempat membuat sumur bor, tapi waktu musim kemarau kondisinya mengering. Semoga ada perhatian dari pemerintah maupun pihak terkait lainnya, sehingga pasokan air warga kami terpenuhi,” harapnya.
Kepala Desa Kemiri Barat Ali Muchidin juga menerangkan, selama musim hujan pasokan air tercukupi, namun ketika memasuki musim kemarau debit air mulai berkurang.
“Di sini ada 5 dukuh yaitu Kemiri Selatan, Kemloko, Kemiri Utara, aboyong dan Jumbleng saat kemarau memang kekeringan walau tidak sampai fatal. Di sisi lain ada satu pondok pesantren yang menampung 1.200 santri yang juga membutuhkan sumber air bersih, jadi kendala mereka cuma pasokan air bersih saja karena belum maksimal,” ungkapnya.
Solusi sementara, pihak desa mengambil 10 sumber air dari Desa Kemiri Barat untuk mencukupi 1.023 kepala keluarga ditambah 1.200 santri.
“Untuk memenuhi kebutuhan santri, kami sudah berkoordinasi dengan PUDAM Sendang Kamulyan, dan sedang disurvei. Nanti kalau sudah ada bantuan pasokan air bersih insya Allah para santri tidak kesulitan untuk kesehariannya,” bebernya.
Kepala Desa Batiombo Slamet Sukardi menambahkan, saat kemarau sumur-sumur mengering, langkah yang diambil bahkan hingga mengambil air ke desa-desa tetangga.
“Sempat tahun kemarin ada bantuan air dari tangki BPBD karena memang betul-betul darurat kekurangan air,” ungkapnya. Terlihat salah satu warga, Wahyudi mengambil air setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Biasanya, setiap hari saya ambil air di PAMSIMAS sebanyak 7 kali dalam sehari, tapi kalau kemarau cuma 4 kali, karena antrean warga yang mau ambil air sudah berjubel,” bebernya.
Sebelumnya ia pernah memiliki sumur bor. Namun karena kondisi pompa air rusak, akhirnya sejak tiga tahun lalu beralih ke PAMSIMAS untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (Muhamad Rohadi)
