VIRAL24.CO.ID – BATANG – Kodim 0736 bersama Pemkab Batang terus menggulirkan program ketahanan pangan, sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo. Penanaman tanaman pangan cepat panen, seperti pisang tanduk gebyar, dipilih karena varian lokal khas Batang yang memiliki nilai jual tinggi, serta merupakan upaya menekan angka inflasi daerah.
Dandim 0736/Batang Letkol Inf Ahamd Alam Budiman mengatakan, proses penanamannya didukung seluruh pihak, mulai Forkopimda hingga tokoh masyarakat dan pelaku dunia usaha.
“Kami bergerak cepat untuk menyambut perintah tersebut, direncanakan dengan cepat dan hasilnya pun maksimal. Ada 1.000 pohon yang kami tanam hari ini,” tegasnya usai melakukan penanaman pohon pisang tanduk gebyar, di lahan milik Kodim 0736/Batang, Desa Tragung, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Rabu (18/1/2023). Lahan yang telah disiapkan seluas 4 hektar.
“Hari ini baru ditanam 1 hektar, ke depan akan dilakukan pembukaan lahan lagi. Lahan Kodim itu masih luas, namun harus dilakukan pembabatan, karena banyak ditumbuhi tanaman yang tidak diharapkan,” ujarnya.
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan, hal terpenting selain menjaga ketahanan pangan, juga untuk memenuhi ketersediaan bahan pangan yang harganya terjangkau masyarakat Batang.
“Pisang tanduk gebyar ini merupakan tanaman identitas Batang, yang ke depan akan kami patenkan. Apalagi sudah ada di E-Katalog, jadi dikenal di kancah nasional,” tegasnya.
Pangsa pasarnya, tidak hanya untuk wilayah lokal Batang, tetapi juga bisa merambah ke kabupaten/kota tetangga, sesuai kebutuhan pasar.
Sekretaris Dispaperta Batang, Sutadi menerangkan, untuk mengoptimalkan lahan, rencananya akan ditanami tanaman pangan yang memiliki waktu panen yang singkat.
“Jarak tanam antar pohon pisang agak lebar. Di sela-sela tanaman akan ditanami kacang koro pedang yang bisa dipanen 3 bulan ke depan,” terangnya.
Melihat pangsa pasar pisang tanduk gebyar sangat luas. Besaran harga di pasar nasional mencapai Rp4 ribu per kilogram.
“Satu pohon bisa menghasilkan 20 kilogram, jika dikalikan 1.000 pohon , artinya bisa meraup untung sebesar Rp80 juta,” tandasnya. (Muhamad Rohadi)